TANGERANG, Aksarakata – Bupati Tangerang dianggap tak merespon aspirasi dari Mahasiswa karena tidak menemui masa aksi saat didatangi di gedung Bupati Tangerang pada Kamis, (29/12).
Belasan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tangerang (AMT) itu menuntut dan mempertanyakan perihal kinerja pemerintah daerah dalam kurun waktu satu tahun terakhir yang dianggap tidak maksimal, namun aspirasi mereka tidak bisa langsung di dengar oleh orang nomer satu di Kabupaten Tangerang itu
Abdul Ajis selaku Koordinator Aksi sangat menyayangkan sikap yang dilakukan oleh Bupati Kab. Tangerang tersebut, yang tidak bisa menemui mereka saat menyampaikan aspirasinya
“Kehadiran kami disini hanya ingin menyampaikan beberapa catatan saja yang seharunya didengarkan langsung oleh bapak Zaki Iskandar selaku Bupati Kab. Tangerang,” Ujarnya
Pihaknya juga sangat kecewa karena Bupati Tangerang sendiri tidak hadir menemui masa aksi dan malah mengutus Kesbangpol untuk turun tangan.
“Sebagai mitra kritis dari pemerintah, kami tidak akan gentar dan akan terus mengawal dan mengontrol sendiri terkait kebijakan dan janji politik yang hari ini perlu dikritisi” Lanjut Ajis
Hidzal Muarif selaku Koorlap mengatakan, ada beberapa catatan kinerja yang dianggap pihaknya cacat yang harus disampaikan. Agar ada evaluasi terhadap kinerja pemerintah daerah. Mahasiswa tidak boleh diam dan acuh terhadap hal tersebut.
Ada banyak persoalan, lanjut Hidzal, yang harus benahi secara serius. Agar kinerja pemerintah daerah sesuai dengan fungsinya dan berfampak positif untuk masyarakat.
“Aksi kali ini kami jadikan momentum untuk memberi penegasan kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang,” ujarnya saat aksi di depan gedung bupati.
Kata dia, setidaknya ada 3 catatan serius yang harus dievaluasi oleh Bupati Tangerang. Jangan sampai tiga program unggulan ini hanya sebatas omong kosong yang nyaring bunyinya. Adapun tiga persoalan tersebut antara lain:
- PROGRAM GEBRAK PAKKUMIS. Masih banyak sekali warga yang masih belum mempunyai hunian yang layak. Kabupaten Tangerang menjadi lokasi yang pada jumlah penduduk yang pada dan angka kemiskinan yang cukup tinggi di Banten, tentu saja persoalan Program Gebrak Pakkumis ini menjadi persoalan serius yang harus di benahi dengan baik
- MEMAKSIMALKAN PENURUNKAN ANGKA KEMISKINAN. Kabuputen Tangerang menurut data statistik Prov. Banten menjadi wilayah dengan angka kemiskina yang paling tinggi di Banten. Hal ini tidak bisa dianggap sepele, walau dengan dalih banyak perantau atau pendudukan yang non asli Tangerang, harusnya masalah ini bisa ditanggapi dengan serius dan bahkan seharunya bisa jadi fokus utama Bupati Tangerang untuk menyelesaikan masalah ini
- PROGRAM SANITREN. Benar-benar belum optimal. Ada beberapa pesantren yang masih belum terjama dengan program ini, padahal sudah menjadi program unggulan dan sudah mendapat apresiasi dari pemerintah pusat perihal kinerja Bupati. Tapi pada kenyataannya mahasiswa sendiri masih mempertanyakan optimalisasi yang belum merata ke semua pesantren sesuai dengan anggaran yang sudah ditentukan.
masih kata Hidzal bahwa pihaknya menuntut Bupati Tangerang agar menyelesaikan persoalan tersebut. Ia dan para Mahasiswa yang tergabung dalam AMT itu akan terus mengawal kinerjanya sampai akhir masa jabatannya
Terpantau dilapangan aksi dilakukan oleh belasan Mahasiswa yang tergabung dari beberapa kampus yang ada di Tangerang, diantaranya dari Kampus Universitas Cendikia Abditama (UCA) dan Kampus Insan Pembangunan (UNIPI). Beberapa peserta membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan.|Az