Opening Catatan si Atam

Awal mula munculya catatan ini, ketika aku sedang berada dalam ruagan tempat biasa aku merenung, sebuah momen pengkultusan yang abadi, muncul sebuah ide untuk membuat rubrik khusus tulisan pribadi, menampung semua keresahan yang ada terkait banyak hal, aku selalu menamai diriku sebagai pemuda yang resah, pemuda yang gundah, bukan karena kondisi dan keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar. Baiklah sebelum lebih jauh aku ingin mengenalkan diriku terlebih dahulu.

Namaku Atam nama lain dari Hamzah Sutisna, Lahir di Lebak-Banten. aku merupakan seorang content writer yang sewaktu kecil bercita-cita ingin menjadi Penulis dan Pendidik. Lulusan dari Sekolah Penerbangan Aero Dirgantara-Tangerang dan melanjutkan Pendidikan Tinggi di STIT Islamic Village-Tangerang.

Konon katanya aku ini merupakan turunan asli Baduy dalam Cikeusik, namun sempat keluar dari Baduy karena kakek buyutku tidak mau dijadikan Puun sebutan tetua yang ada di Baduy, Banten Kidul.

Atam atau Tam Lihe kecil pernah diminta oleh neneknya yang ada di Cisaban, wilayah Baduy luar, untuk tinggal dan menetap disana, namun karena keinginan untuk terus belajar dan tetap memegang teguh keyakinan terhadap ajaran Islam aku tetap memutuskan tinggal di luar Baduy, walau dalam satu Kecamatan yang sama yaitu Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak, Prov. Banten.

Pada umurku yang masih dini, aku harus kehilangan sosok Ibu dan menjalani hari-hari tanpa kasih sayang itu, selain itu bapakku yang selalu bepergian jauh membuatku harus hidup mandiri dengan seorang adik kecil, tidak cukup setelah kepergian sosok ibu, aku juga harus merasa kehilangan sosok kakak laki-laki di tahun yang sama, serta harus mengikhlaskan kepergian kakak perempuan ketika aku berada di bangku kelas 5 SD.

Terkadang hari-hariku terasa begitu sepi, namun aku tetap berusaha menjalaninya layaknya seperti anak pada umumnya, sampai aku lulus dari sekolah dasar di kampung halaman, setelahnya aku memutuskan untuk pergi ke kota untukpertama kalinya, walau masih dalam satu kabupaten yang sama, melanjutkan pendidikan di tingkat menengah pertama di wilayah Warunggunung, Lebak-Banten, sampai akhirnya aku mulai menemukan motivasi dalam belajar yang mngharuskanku kembali melanjutkan ke jengjang lebih tinggi lagi, setelah tiga tahun, akhirnya aku memutuskan kembali pergi dari kota kelahiran dan mulai merantau lebih jauh untuk melanjutkan pendidikan.

Saat ini aku masih aktif dalam organisasi PMII Cabang Kabupaten Tangerang dan juga aktif dalam beberapa kegiatan kepenulisan, tergabung dalam Kelas Menulis Rumah Dunia Angkatan 39 binaan Gol A Gong dan Abdul Salam HS dan Komunitas Majelis Puisi Rumah Dunia asuhan Toto St Radik. Beberapa karya tulisan ia terbitkan yaitu buku Antologi Puisi Jalur Gaza (Lumbung Banten:2023), Antologi Puisi Setelah Kepergianmu (Filomedia;2024) dan Sekumpulan Kata MANTRA Untuk Diri Sendiri (Filomedia;2024).

Untuk bisa lebih dekat, bisa mengunjungi IG: Tamlihe

Loading

Share: