Pemahaman yang Keliru Bentuk Aswaja Merah dalam Tubuh PMII

OPINI – Aswaja (Ahlusunnah wal Jama’ah) merupakan landasan utama bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Namun, dalam perhelatannya mulai muncul beberapa gejala dalam tubuh PMII, salah satunya adalah adanya penyimpangan dari ajaran Aswaja yang sebenarnya. Fenomena ini memerlukan kajian mendalam untuk memahami akar masalahnya dan mencari solusi yang tepat.

Saya melihat gejala-gejala penyimpangan yang terjadi dalam PMII sering kali dikaitkan dengan praktik yang tidak konsisten dengan ajaran Aswaja. Beberapa kader mungkin mengakui kebenaran ajaran Aswaja, tetapi dalam tindakan sehari-hari, mereka tampak jauh dari prinsip-prinsip tersebut.

Bahkan, ada beberapa peristiwa yang sangat mengerikan bagi saya, ketika terjadi dalam forum diskusi saat saya menyampaikan bahwa aswaja menjadi solusi atas segala persoalan.

Faktanya beberapa orang dalam forum tersebut menyatakan, tidak sedikit orang menjawab bahwa Aswaja belum bisa menjawab persoalan yang terjadi di PMII.

Selain itu juga, mereka menganggap bahwa aswaja sudah seperti barang usang yang tidak jelas di mana muara dan tujuan akhirnya.

Fenomena ini bisa diidentifikasi sebagai bentuk kekeliruan yang sangat fatal, di mana seorang kader yang tumbuh dan besar dalam tuntunan dan ajaran Aswaja seharusnya mampu mengejawantahkan tuntunan dari Aswaja itu sendiri, bukan malah merasa terhindar bahkan menutup diri dari nilai yang sudah aswaja ajarkan sebelumnya.

Fenomena semacam ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 6-7. Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak akan beriman meskipun telah diperingatkan, karena Allah telah menutup hati, pendengaran, dan penglihatan mereka.

bisa dilihat sebagai ketidakmampuan atau penolakan seseorang untuk menerima dan mengamalkan nilai-nilai yang telah diajarkan dalam ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja). Hal ini bisa terjadi meskipun seseorang tersebut telah dibesarkan dan dididik dalam lingkungan yang menekankan nilai-nilai tersebut.

Surat Al-Baqarah ayat 6-7 menyebutkan:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (٦) خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٧)

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”

Ayat ini menunjukkan bahwa ada orang-orang yang, meskipun telah diberikan peringatan dan ajaran, tetap tidak mau menerima iman karena hati, pendengaran, dan penglihatan mereka telah tertutup. Dalam konteks Aswaja, fenomena ini bisa diartikan sebagai kegagalan individu untuk menyerap dan mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan, meskipun telah menerima pendidikan dan tuntunan yang benar. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakmauan pribadi atau pengaruh eksternal yang membuat mereka menjauh dari nilai-nilai tersebut.

Tafsir Imam Al-Baghowi tentang Kekafiran. Imam Al-Baghowi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil menjelaskan empat jenis kekufuran:

1. Kufur Ingkar: Kekafiran orang yang tidak mengenal Allah dan tidak ingin mengakuinya sama sekali.
2. Kufur Juhud: Kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya tetapi tidak mau mengikrarkan dalam lisannya.
3. Kufur Inad: Kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, mengakui-Nya secara lisan tetapi enggan memeluk agamanya.
4. Kufur Nifaq: Kekafiran orang yang mengikrarkan secara lisannya, tetapi batinnya tidak mengakuinya.

Empat jenis kekufuran ini dapat direfleksikan ke dalam tubuh PMII, dimana banyak kader yang secara teoritis mengakui kebenaran ajaran Islam Ahlusunnah wal Jama’ah, namun dalam praktiknya jauh dari ajaran-ajaran tersebut.

Sehingga dari beberapa hal yang saya dapatkan, saya menemukan istilah tentang “Aswaja Merah,” istilah yang muncul sebagai respons terhadap praktik-praktik dalam PMII yang dianggap menyimpang dari ajaran Aswaja yang murni.

Dalam sejarah, PMII selalu berusaha menjaga keseimbangan antara iman, ilmu, dan amal. Namun, dinamika internal dan eksternal sering kali menyebabkan pergeseran dalam penerapan prinsip-prinsip Aswaja.

Jika kita melihat kembali terhadap ajaran dari Aswaja itu sendiri, tentu kita akan menemukan ajaran yang seharusnya diamalkan oleh setiap kader PMII, di mana Aswaja menekankan keseimbangan dan moderasi (wasathiyah), yang sangat relevan dalam menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang beragam. PMII harus menjadi contoh dalam mengamalkan moderasi ini.

Selain itu, Aswaja membentuk karakter dan konsistensi kita dalam beragama, dengan mengakui Aswaja sebagai sumber ajaran yang benar tentu ketika tidak mengamalkannya bisa dikategorikan sebagai bentuk kekufuran. Oleh karena itu, penting bagi setiap kader PMII untuk memahami dan menjalankan ajaran-ajaran Aswaja dengan konsisten.

Kembali lagi perlu kita sadari bersama bahwa mengamalkan ajaran Aswaja akan memperkuat identitas keislaman kader PMII, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi PMII sebagai organisasi mahasiswa yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam Ahlusunnah wal Jama’ah.

Dengan mengamalkan ajaran Aswaja secara penuh, kader PMII dapat mencegah munculnya penyimpangan yang bisa merusak citra dan tujuan organisasi.

Aswaja Merah dalam tubuh PMII bukan sekedar teori, tapi terasa demikian nyata, secara tidak sadar kadang kita menjalankan praktik yang menyeleweng dari nilai Aswaja. Kita dituntut untuk sadar dari praktik-praktik yang dapat mencideriai nilai-nilai Aswaja dan sebisa mungkin menghindari kekufuran yang dijelaskan oleh Imam Al-Baghowi adalah langkah penting dalam memastikan bahwa kader PMII tidak hanya mengakui tetapi juga mengamalkan ajaran Aswaja secara penuh.

Dengan demikian, PMII dapat terus menjadi garda terdepan dalam membangun masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang sejati, moderat, dan inklusif.

 

Ditulis Oleh: Teguh Pati Ajidarma – Tim Kaderisasi Nasional PB PMII sekaligus Kader PMII Banten

Loading

Share: