KHAZANAH – Politik itu ibarat warung kopi, ada yang datang buat pesan segelas kopi, ada juga yang datang buat bercerita, bahkan ada yang niatnya cuma numpang duduk saja.
Di dalamnya, ada yang bertebaran, menyelimuti segala percakapan, mesti kadang-kadang kita hanya bicara soal harga rokok yang makin naik atau hujan yang tak kunjung reda. Tapi, di balik itu semua, politik jadi sebuah warisan yang seolah menanti untuk kita.
Kita ini sering lupa kalau politik bukan hanya urusan para pejabat di gedung tinggi atau tokoh yang berdebat di layar kaca. Politik adalah harta yang seharusnya terus dijaga, bagian dari kebudayaan yang hidup di sekitar kita.
Lihat saja, orang tua kita dulu bercerita tentang zaman perjuangan, tentang bagaimana rakyat dulu bersatu untuk merdeka. Nah, itulah politik dalam bentuknya yang paling murni.
Ini bukan hanya soal partai, tapi soal nilai-nilai yang membentuk kita jadi bangsa yang tangguh. Di dalam politik, ada pelajaran yang berharga, ada idealisme, harapan, juga keberanian untuk menantang status quo.
Lihat saja gerakan rakyat dari Sabang sampai Merauke, dari pergerakan para mahasiswa sampai aksi para petani yang membela hak atas tanah mereka.
Ini adalah bukti bahwa politik itu hidup dalam napas kita sehari-hari. Politik bukan soal kursi atau kekuasaan, tapi soal bagaimana kita merangkul hakikat kemanusiaan dan keadilan dalam setiap langkah.
Kalau kita mau membahas politik, di sana ada perjalanan panjang, sesuatu yang sangat berharga, bukan hanya dalam bentuk teks dan buku sejarah.
Kita bisa menemukannya dalam cerita-cerita, dalam perjuangan rakyat kecil yang menggelora, dalam budaya gotong royong, serta dalam semangat yang terus mengalir di pembuluh darah bangsa ini. Inilah yang membuat politik Indonesia unik, punya karakter yang susah ditemukan di tempat lain.
Jadi, jangan pernah bosan mengulik politik dengan cara yang santai tapi serius. Dari sini, kita belajar tentang siapa diri kita, tentang akar budaya yang sudah lama melekat, tentang cita-cita yang belum sepenuhnya tercapai.
Mari jaga khazanah ini, sebab di dalamnya tersimpan nyawa kita sebagai bangsa, nyawa yang akan terus hidup selama kita masih percaya pada perjuangan, kebersamaan, dan harapan.