Menyikapi Darurat Literasi di Indonesia

OPINI – Dalam menghadapi tantangan serius terkait literasi di Indonesia, negara ini menghadapi krisis literasi yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait. di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2018, Indonesia menempati peringkat ke 71 dari 77 negara, atau merupakan 10 negara terbawah. Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca, jadi tingkat literasi di Indonesia masih terbilang cukup rendah, dengan begitu banyak anak-anak, remaja, dan bahkan orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan memahami informasi dasar.

Menyikapi situasi ini saya beranggapan bahwa Indonesia berada dalam darurat literasi nasional. Permasalahan ini memiliki dampak yang signifikan, diantaranya dialami oleh sektor pendidikan, ekonomi, dan perkembangan sosial. Kurangnya literasi tidak hanya membatasi akses terhadap peluang pendidikan dan ekonomi, tetapi juga dapat menghambat kemajuan sosial dan pembangunan nasional secara keseluruhan.

Gambar Bagan Tingkat Literasi (Sumber Google)

Jika melihat permasalahan ini, tentu pihak yang pertama kali perlu disoroti yaitu Kemendikbudristek, bagaimana perannya sebagai pioner yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan persoalan literasi. Melihat beberapa program literasi yang dijalankan seharusnya dapat menanamkan nilai disetiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Tentu pertanyaan tentang, Bagaimana menanamkan sikap positif gemar membaca, gemar menulis, gemar berimajinasi, itu yang harus kita dorong. Terutama termasuk para guru, tutor, bahkan kepada para tokoh masyarakat dan Mahasiswa Menyadarkan mereka tentang betapa pentingnya literasi itu, harus kita jawab secara bersama dengan aksi dan tindakan nyata.

Presiden Indonesia, dalam menyikapi darurat literasi ini, telah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan program untuk meningkatkan literasi di semua tingkatan masyarakat. Langkah-langkah tersebut mencakup inisiatif untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, memperkuat kurikulum sekolah, memberikan pelatihan bagi pendidik, serta menggalakkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat.

Gambar Ilustrasi

Namun, upaya ini memerlukan dukungan penuh dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan individu. Meningkatkan literasi adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kolaborasi dan upaya bersama dari seluruh komponen masyarakat.

Dalam menghadapi darurat literasi ini, Indonesia memandang pentingnya upaya bersama untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kemampuan literasi yang memadai untuk berkembang secara pribadi dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.

 

Penulis adalah, Mahasiswa aktif di Universitas Cendekia Abditama dan Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Univ. Cendekia Abditama-Tangerang.

Loading

Share: